Belajar Mengenal Harddisk

Sehebat apapun sebuah sebuah media penyimpanan, baik dari ukuran maupun kapasitas penampungannya, tetap tak terlepas dari resiko kerusakan. Kalau Harddisk rusak, data-data di dalamnya terancam rusak bahkan hilang dari ingatannya.
Setiap  produk memiliki umur masing-masing. Istilahnya MTBF (Meantime Before  Failure) alias umur pakai yang sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.  Nah, yang jadi masalah adalah: bagaimana cara kita merawat harddisk  supaya umur pakainya tidak jauh dari usia yang seharusnya?
Karakteristik Harddisk
Ada  dua karakteristik harddisk. Pertama, secara fisik, perangkat keras ini  tersusun atas piringan-piringan logam yang dilengkapi dengan jarum  pencari data (head) yang bergerak pada tuasnya.
Kedua,  secara logis, ruang simpan harddisk tersusun dari jalur-jalur berbentuk  lingkaran konsentris yang disebut track. Jalur ini tersusun atas  petak-petak atau ruas-ruas yang disebut block. Beberapa bagian block  terkelompok dalam sektor.
Pada  kenyataannya, satu data tidak selalu disimpan dalam satu block, sektor,  atau cluster yang berurutan. Tentu saja hal ini akan menyebabkan data  lebih lama diakses karena head harus bolak-balik untuk mengaksesnya. Ada  kalanya terjadi error yang memaksa komputer untuk melakukan booting  ulang tidak dengan prosedur yang semestinya alias harus pencet tombol  reset. Hal semacam itu bisa menyebabkan terbentuknya bad sector  (kerusakan sektor). Jika makin banyak terbentuk, bad sector bisa  menyebabkan data jadi sukar atau lama untuk diakses.
Jenis Kerusakan Harddisk
Setelah  tahu seperti apa karakteristik harddisk, tak salah jika Anda  menyimpulkan bahwa ada dua jenis kerusakan pada hardisk, yaitu kerusakan  fisik dan kerusakan logis.
Kerusakan  fisik bisa terjadi karena benturan, kondisi cuaca, guncangan, medan  magnet, dan gamngguan listrik. Sementara itu, kerusakan logis cenderung  tidak menetap dan umumnya bisa disembuhkan, sejauh masih dalam batas  toleransi. Kerusakan logis bisa terjadi karena terjadinya kesalahan  pemformatan, program yang menyebabkan sistem operasi booting ulang  secara tiba-tiba, atau serangan virus.
Salah  satu bagian penting pada harddisk adalah Master Boot Record (MBR),  yaitu bagian sektor paling depan. Fungsinya untuk melakukan booting  sistem operasi.
MBR  bisa mengalami kerusakan yang bersifat logis, misalnya karena serangan  virus MBR, contohnya virus Boo. Virus MBR bisa menghilangkan atau  menyembunyikan partition table. Sebagai informasi, partition table  berwujud semacam peta, ia berisi informasi letak suatu data pada  harddisk (pada sektor berapa sampai berapa, serta pada track dan cluster  berapa). Jika kerusakan MBR bersifat permanen (fisik), misalnya karena  bad sector yang menimpa MBR, maka harddisk hanya dapat difungsikan  sebagai penyimpan data kerja, dan tidak bisa digunakan untuk mnyimpan  sistem operasi. (PCPlus, 280)
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar